puisi

Selasa, 18 September 2012

"Badut dimimpiku" part.1


     

    Matahari pagi ini seolah semangat sekali mengiringi langkahku menuju halte, dengan blus pink yang aku padukan dengan blazer biru muda dan celana hitam aku mempercepat langkahku. Oiya, perkenalkan namaku Reysa Kurnia, baru saja lulus SMA, dan sekarang aku sedang terburu-buru karena aku ada janji dengan seorang cowok dan tepatnya satu jam lalu, dia mau mengantarku ke tempat pendaftaran SNMPTN, tapi aku bukan bermaksud mau telat lo, cuma kalau gak lama tu bukan cewek namanya, pasti 100 dari 1000 cewek didunia ini setuju dengan pendapatku. Apa lagi tampil cantik saat first sight itu poin yang paling penting. Apapun hasilnya yang penting aku sudah berusaha memberikan yang terbaik. Walaupun sebenarnya ini gak bisa dibilang nge date juga sih tapi kenapa aku deg-degan ya.. Oh no! Rasa apa ini?

    Setelah cukup dekat dengan terminal tempat janjian aku dan cowok itu, aku telpon dia.
"aku da mau sampe ni.."
"ya uda aku berangkat ni, tetep kan kita ketemu ditempat itu?"
"yup" jawabku lalu kuputus percakapan.
Ada sedikit rasa deg-degan yg bercampur rasa penasaran. Ada juga sih rasa takut kalau cowok itu gak sesuai bayanganku, tapi rasa itu cepat-cepat aku tepis. Karena tadi di rumah aku sudah berjanji pada diri ku sendiri kalau aku gak akan pernah mempermasalahkan fisiknya. Targetku sekarang bukan hanya cowok yang cakep, tapi aku pengen punya cowok yang baik, pengertian, dan yang paling penting dia harus bisa buat aku nyaman. Dan semua kriteria itu masuk di diri cowok yang mau aku temuin ini.
Aku mengenal cowok ini dari temanku yang pernah satu sekolah dengan cowok ini.
Saat turun dari bus mataku mulai menyusuri sudut-sudut terminal yang memang cukup besar itu, aku mencari cowok yang berjanji mau menjemput aku dengan membawa balon warna pink supaya aku bisa mengenalinya. Sebenarnya aku gak yakin dia mau benar-benar bawa balon tapi aku masih mencoba untuk mencari-carinya.
"aduh.. Ati-ati dong kalo jalan" semprotku pada cowok yang baru aja nabrak aku dari belakang.
"maaf mbak" katanya sambil langsung ngacir. Dasar cowok aneh tapi kenapa kakiku perih ya.. Oh my God kakiku berdarah, akhirnya dengan sedikit menyeret kakiku aku menuju toko terdekat buat nyari plaster tapi stok plasternya habis. Setelah itu ponselku bunyi,
"hallo.."
"Rey kamu dimana?"
"oh! Aku dah sampe kok cuma dari tadi aku gak liat kamu"
"kamu dimana?"
"dideket telpon umum"
"ya uda aku kesana sekarang, kamu jangan kemana-mana"
Dua menit kemudian aku liat ada cowok bawa balon warna pink berjalan kearahku..Cowok itu gak sesuai bayanganku. Setelah cukup dekat cowok itu mengulurkan tangannya dan walaupun agak ragu aku pun membalasnya.
"Kevin" ya ini memang kevin yang selama ini aku kenal dari telpon, aku kenal banget sama suara itu.
"Reysa"
"ini balonnya" sambil memberikan balon pink ke aku dan ajaib dadaku rasa berdesir, pengorbanannya keren… Dia bener-bener bawa balon pink buat aku.
"aku mau cari plester dulu ya?"
"buat apa?"
"kakiku luka, tadi gak sengaja ke injak orang"
"didekat sini ada klinik, aku antar kesitu aja ya?" aku pun mengangguk tanda setuju.
Sesampainya diklinik Kevin segera memberitahu seorang suster untuk mengobati lukaku, sepertinya mereka sudah cukup kenal. Lalu ada suster yang tadi ngobrol dengan Kevin mulai mengobati lukaku.
"gimana dek berhasil balon pink nya?" tanya suster itu pada kevin. Aku tersentak mendengarnya tapi aku tetap menenggelamkan wajahku sambil terus menatap luka yang sudah terbalut.
"ini balon nya sus" jawab kevin sambil memutar-mutar balon didepannya.
Setelah selesai aku memberi isyarat pada kevin untuk segera mengantarku.
Kita pun beriringan keluar dari klinik dan mulai masuk ke dalam mobil biru kevin, aku menaruh tas dan balon pink di jok belakang.
"kamu kenal sama suster tadi?"
"iya.. Aku dulu pernah praktek disana" jawab kevin sambil terus memacu mobilnya keluar dari pelataran parkir.
Tapi tunggu ada yang janggal dari wajah si calon dokter ini, tapi apa ya? Aku terus memperhatikannya dengan hati-hati, karena kalau sampai ketahuan apa kata dunia. Oh no! Mata kevin mirip banget sama mata mantanku.
Apa saja yang aku lakukan dari tadi sehingga baru sekarang aku sadar.
"kenapa? Ada yang aneh sama wajahku?"
oh my God.. Malunya aku ketahuan ni.. Gak terbayang deh merah mana wajahku sekarang sama strawberry.
"gak ada kok Vin, cuma aku.. Gak jadi deh.." sambil tertawa kecil aku menutupi rasa salting aku. Tapi sepertinya kevin juga salting. Apa-apaan ini, tiba-tiba AC mobil terasa sepuluh kali lebih dingin dari ukuran wajarnya. Telapak tanganku pucat dan sangat dingin.
Sedang kevin mulai mengenalkan jalan-jalan yang kita lalui. Aku pun mulai berbohong mendengarkannya, karena sebenarnya aku sudah hafal jalan-jalan disini.
Cowok disampingku ini memang gak cakep, tapi dia ternyata sanggup membuatku merasa nyaman dan aku pikir dia memang baik.



To be continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar