Matahari pagi ini seolah semangat sekali
mengiringi langkahku menuju halte, dengan blus pink yang aku padukan dengan
blazer biru muda dan celana hitam aku mempercepat langkahku. Oiya, perkenalkan
namaku Reysa Kurnia, baru saja lulus SMA, dan sekarang aku sedang terburu-buru
karena aku ada janji dengan seorang cowok dan tepatnya satu jam lalu, dia mau
mengantarku ke tempat pendaftaran SNMPTN, tapi aku bukan bermaksud mau telat
lo, cuma kalau gak lama tu bukan cewek namanya, pasti 100 dari 1000 cewek
didunia ini setuju dengan pendapatku. Apa lagi tampil cantik saat first sight
itu poin yang paling penting. Apapun hasilnya yang penting aku sudah berusaha
memberikan yang terbaik. Walaupun sebenarnya ini gak bisa dibilang nge date juga
sih tapi kenapa aku deg-degan ya.. Oh no! Rasa apa ini?
Setelah cukup dekat dengan terminal tempat
janjian aku dan cowok itu, aku telpon dia.
"aku da mau sampe
ni.."
"ya uda aku berangkat ni,
tetep kan
kita ketemu ditempat itu?"
"yup" jawabku lalu
kuputus percakapan.
Ada sedikit rasa deg-degan yg
bercampur rasa penasaran. Ada
juga sih rasa takut kalau cowok itu gak sesuai bayanganku, tapi rasa itu
cepat-cepat aku tepis. Karena tadi di rumah aku sudah berjanji pada diri ku
sendiri kalau aku gak akan pernah mempermasalahkan fisiknya. Targetku sekarang
bukan hanya cowok yang cakep, tapi aku pengen punya cowok yang baik,
pengertian, dan yang paling penting dia harus bisa buat aku nyaman. Dan semua
kriteria itu masuk di diri cowok yang mau aku temuin ini.
Aku mengenal cowok ini dari
temanku yang pernah satu sekolah dengan cowok ini.
Saat turun dari bus mataku mulai
menyusuri sudut-sudut terminal yang memang cukup besar itu, aku mencari cowok
yang berjanji mau menjemput aku dengan membawa balon warna pink supaya aku bisa
mengenalinya. Sebenarnya aku gak yakin dia mau benar-benar bawa balon tapi aku
masih mencoba untuk mencari-carinya.
"aduh.. Ati-ati dong kalo
jalan" semprotku pada cowok yang baru aja nabrak aku dari belakang.
"maaf mbak" katanya
sambil langsung ngacir. Dasar cowok aneh tapi kenapa kakiku perih ya.. Oh my
God kakiku berdarah, akhirnya dengan sedikit menyeret kakiku aku menuju toko
terdekat buat nyari plaster tapi stok plasternya habis. Setelah itu ponselku
bunyi,
"hallo.."
"Rey kamu dimana?"
"oh! Aku dah sampe kok cuma
dari tadi aku gak liat kamu"
"kamu dimana?"
"dideket telpon umum"
"ya uda aku kesana
sekarang, kamu jangan kemana-mana"
Dua menit kemudian aku liat ada
cowok bawa balon warna pink berjalan kearahku..Cowok itu gak sesuai bayanganku.
Setelah cukup dekat cowok itu mengulurkan tangannya dan walaupun agak ragu aku
pun membalasnya.
"Kevin" ya ini memang
kevin yang selama ini aku kenal dari telpon, aku kenal banget sama suara itu.
"Reysa"
"ini balonnya" sambil
memberikan balon pink ke aku dan ajaib dadaku rasa berdesir, pengorbanannya
keren… Dia bener-bener bawa balon pink buat aku.
"aku mau cari plester dulu
ya?"
"buat apa?"
"kakiku luka, tadi gak
sengaja ke injak orang"
"didekat sini ada klinik,
aku antar kesitu aja ya?" aku pun mengangguk tanda setuju.
Sesampainya diklinik Kevin
segera memberitahu seorang suster untuk mengobati lukaku, sepertinya mereka
sudah cukup kenal. Lalu ada suster yang tadi ngobrol dengan Kevin mulai
mengobati lukaku.
"gimana dek berhasil balon
pink nya?" tanya suster itu pada kevin. Aku tersentak mendengarnya tapi
aku tetap menenggelamkan wajahku sambil terus menatap luka yang sudah terbalut.
"ini balon nya sus"
jawab kevin sambil memutar-mutar balon didepannya.
Setelah selesai aku memberi
isyarat pada kevin untuk segera mengantarku.
Kita pun beriringan keluar dari
klinik dan mulai masuk ke dalam mobil biru kevin, aku menaruh tas dan balon
pink di jok belakang.
"kamu kenal sama suster
tadi?"
"iya.. Aku dulu pernah
praktek disana" jawab kevin sambil terus memacu mobilnya keluar dari
pelataran parkir.
Tapi tunggu ada yang janggal
dari wajah si calon dokter ini, tapi apa ya? Aku terus memperhatikannya dengan
hati-hati, karena kalau sampai ketahuan apa kata dunia. Oh no! Mata kevin mirip
banget sama mata mantanku.
Apa saja yang aku lakukan dari
tadi sehingga baru sekarang aku sadar.
"kenapa? Ada yang aneh sama wajahku?"
oh my God.. Malunya aku ketahuan
ni.. Gak terbayang deh merah mana wajahku sekarang sama strawberry.
"gak ada kok Vin, cuma
aku.. Gak jadi deh.." sambil tertawa kecil aku menutupi rasa salting aku.
Tapi sepertinya kevin juga salting. Apa-apaan ini, tiba-tiba AC mobil terasa
sepuluh kali lebih dingin dari ukuran wajarnya. Telapak tanganku pucat dan
sangat dingin.
Sedang kevin mulai mengenalkan
jalan-jalan yang kita lalui. Aku pun mulai berbohong mendengarkannya, karena
sebenarnya aku sudah hafal jalan-jalan disini.
Cowok disampingku ini memang gak
cakep, tapi dia ternyata sanggup membuatku merasa nyaman dan aku pikir dia
memang baik.
To be continue
Tidak ada komentar:
Posting Komentar